Berikut ini puisi toleransi yang berjudul “Bunga-Bunga Perkasa”
Di tengah taman cerah
bunga perkasa indah memegah.
Warna-warni gradasi
kreasi Sang Ilahi
serasi menghias bumi.
Andai kumengerti
wahai melati putih,
mengapakah engkau berseri?
Andai kutahu
wahai tulip ungu,
kapankah kelopakmu malu?
Andai kumarah
wahai mawar merah,
akankah kelopakmu cerah?
Sulur-sulur menari
menerabas sanubari
yang terluka akibat persoalan sana sini.
Dimanakah taman cerah itu?
Tempat bunga indah memegah
warna-warni gradasi
berpadu dalam dekapan Ibu Pertiwi.
Sepanjang mata memandang
bukan taman cerah tetapi taman kerontang.
Bunga-bunga perkasa bersuara lantang
dengan berani menantang.
Menuntut keadilan bagimu
adilkah bagiku?
Saling mendesak dengan durimu,
menghujam dengan kelopak dan mahkota indahmu.
Mawar merah meyerang melati putih,
tulip ungu diam membisu malu.
Bunga layu seiring berjalannya waktu.
Taman cerah berganti kuburan layu.
Sadarkah?
Wahai bunga-bunga perkasa,
Sang Ilahi menganugrahimu warna yang berbeda
bukan penghalang hidup bersama.
Rawat warna-warnimu
untuk hidup bersatu padu.
Gugurkan duri-durimu
supaya kalian dekat bersatu.
Jaga kelopak dan mahkota indah itu
supaya taman cerah tak hilang dimakan waktu.